Selasa, 01 Desember 2015

asal usul

ASAL-USUL NAMA KALI NANGKA

Kali nangka, itulah sebutan para warga di sekitarnya, pada zaman dahulu kali nangka sebelim mempunyai kali nangka warga menyebutnya kali sebrangan, karna kali tersebut belunm ada jembatan atau bog sebutan warga desa,bisa dinamakan kali nangka karna di sebelah sebrangan tersebut tepat di samping kedung pakis ada kayaun nangka yang sanggat besar sudah berusia sanggat tua. nah karna akan di adakan akses jalan raya dan sudah di buat patok jalan maka kayu tersebut di tebang dan di manfaatkan untuk membuat jembatan atau bog.  karna sanggat sulit dan hampir tidak ada akses jalan raya bdi tambah posisi ada di pegununggan maka sangat sulit untuk mendapatkan semen atau cor beton untuk membuat jembatan atau bog tersebut. kali tersebut bertempatan di perbatasan antara dusun Sriten dan dusun Ngangruk, Pilang Rejo, Nglipar, Gunungkidul. dari dusun tersebut hanya ada 2 akses jalan setapak dan bisa di bilang sanggat curam, yaitu jalan menuju warga ke pasar dan jalan ke desa pilanggrejo. karna adanya perkembangan zaman jalur akses janan raya pun sudah di buka dan akirnya, jembatan kayu nagngka tersebut di ganti dengan cor beton, karna jembatan kayu nangka tersebut sudah rapuh karna sudah termakan usia dan sangat sulit terkena sinar matahari sehinga kayu tersebut tidak dapat bertahan lama, tetapi walaupun jenbatan atau bok tersebut sudah di ganti dengan mengunakan cor betuon tetapi nama pada kali tersebut tudak di ganti dengan kali cor beton atau lainya tetap warga menyebutnya kali nagka hingga sekarang ini.

Kamis, 22 Oktober 2015

wedang berkhasiat


 wedang berkhasiat

Wedang uwuh adalah minuman dengan bahan-bahan yang berupa dedaunan mirip dengan sampah. Dalam bahasa jawa wedang berarti minuman, sedangkan uwuh berarti sampah. Wedang uwuh disajikan panas atau hangat memiliki rasa manis dan pedas dengan warna merah cerah dan aroma harum. Rasa pedas karena bahan jahe sedangkan warna merah karena adanya secang. Wedang uwuh ini adalah minuman khas dari Yogyakarta.
Pada awalnya wedang uwuh masih dalam bentuk bahan utuh berupa rempah-rempah asli, namun seiring perkembangan zaman dan kebutuhan akan kepraktisan, saat ini wedang uwuh sudah dikembangkan menjadi dalam bentuk instan, maupun bentuk celup.




komposisi
Bahan dan khasiat
Banyak penelitian dalam negeri mengungkapkan khasiat jahe bersifat antikoagulan (anti penggumpalan darah) mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, serangan jantung yang lebih hebat dari bawang merah ataupun bawang putih dan juga mampu menurunkan kadar kolesterol dengan mengurangi penyerapan kolesterol dalam darah dan hati.
Minyak asiri yang dikeluarkan rimpang jahe berguna mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung, menurunkan tekanan darah dan membersihkan tubuh melalui keringat, Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
Penelitian yang dilakukan para ahli di Jepang juga mengungkapkan, jahe dapat menurunkan tekanan darah tinggi dengan jalan mengurangi laju aliran darah perifer (aliran darah tepi).
Jahe juga dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal ini dimungkinkan karena terangsangnya selaput lendir perut besar dan memperkuat otot usus.
Bau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual.
Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
Herba ini yang membuat wedang uwuh berwarna merah. Di daerah Yogyakarta dan sekitarnya, herba ini biasa disebut kayu secang (Caesalpinia sappan) telah lama dikenal sebagai bahan ramuan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti sifilis, batuk darah, dan radang. Penelitian yang dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta juga mengungkapkan, secang memiliki kemampuan antioksidan, antikanker, memperlancar peredaran darah, dan melegakan pernapasan.
  • Cengkeh, bunga cengkeh, batang cengkeh dan daun cengkeh
Cengkeh memiliki khasiat mengatasi sakit gigi, sinusitis, mual dan muntah, kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid, rematik, campak, dan lain-lain.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis dari cengkeh adalah hangat, rasanya tajam, aromatik, berhasiat sebagai perangsang (stimulan), antiseptik, peluruh kentut (icarminative), anestetik lokal, menghilangkan kolik, dan obat batuk. Kandungan kimia pada cengkeh adalah karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B1, lemak, protein, dan eugenol.
Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga mengandung senyawa kimia yang disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin, karyofilin, resin dan gom.
Minyak cengkeh cengkeh sendiri banyak dimanfaatkan oleh dokter gigi sebagai penghilang rasa sakit.
Kayu manis dan daun kayu manis
Kayu manis dan daun kayu manis membuat rasa “wedang uwuh” menjadi lebih nikmat juga memiliki sifat antioksidan. Banyak herbalis meyakini bahwa campuran jahe dan kayu manis berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena kandungan antioksidannya tinggi. Ada beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan ramuan dari kayu manis: Sakit perut, kembung, sakit kepala karena sinus, kelelahan, kelebihan berat badan.
Pala dan daun pala
Buah pala dan daun pala dengan keharuman semerbak ini ternyata mempunyai banyak khasiat bagi kesehatan. Kandungan kimia flavonoid, saponin dan polifenol dapat mengatasi batuk berlendir, membantu pencernaan, penghilang kejang otot, menghilangkan nyeri, mengobati masuk angin, insomnia (gangguan susah tidur), bersifat stomakik (memperlancar pencernaan dan meningkatkan selera makan), melancarkan sirkulasi darah, karminatif (memperlancar buang angin), antiemetik (mengatasi rasa mual mau muntah karena masuk angin), nyeri haid, rematik dll.
Akar sereh dan daun sereh
Akar sereh sejak lama digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak/obat batuk, bahan untuk kumur, dan penghangat badan.
Daun: digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan, penurun panas dan pereda kejang.
Kapulaga
Kapulaga mengandung minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik. Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat sebagai obat batuk dan untuk mencegah keropos tulang.
Gula batu
Gula batu] memberikan rasa manis yang khas tanpa menghilangkan aroma dan citarasa asli bahan-bahan ramuan wedang uwuh.
Oleh masyarakat Jogja, gula batu ini sudah dikenal sejak lama sebagai obat batuk yang membandel. Dengan cara memotong buah ketimun, kemudian meletakan gula batu secukupnya di tengah-tengah biji ketimun, tunggu hingga gula batu mencair, lalu lelehan cair gula batu yang ada pada biji ketimun tersebut diminum dikit demi sedikit hingga larutan gula batu tadi habis.




Kamis, 11 Juni 2015

Thiwul Gunung Kidul
lirik lagi thiwul gunungkidul versi mantos
Manthous - Thiwul Gunung Kidul
Dipopulerkan oleh  Manthous + Lilis Diana
Teks Lagu Campursari Thiwul Gunung Kidul – Manthous
Thiwul Gunung Kidul – Manthous Lirik Lagu Campursari
Cewek;
Tak pikir kowe wis lali mas
Karo aku cah gunung kidul
Iling iling panggonane dhuwur
Tlalah ngayogja sak wetan bantul
Cowok;
Sing kondhang dik gaplek lan thiwul
Watu lintang opo watu dapur
Babagan seni ojo maido
Akeh sing kondhang akeh sing misuwur
Cewek; Krakal baron lan kukup
Cewek; Iku kabeh papan wisoto dhik
Cewek;  Sadeng opo wediombo
Lk: Cekak’e ora bakal kuciwo
Cewek; Sinden mas ketoprak’e
Cewek; E e campursari gunung gunung kidul
Cewek; Thiwul mas gunung kidul
Cewek; Sing pasti ulen aku ora ngibul
=====  Reff   =====
===== Musik =====
Cewek;
Sing kondhang dik gaplek lan thiwul
Watu lintang opo watu dapur
Babagan seni ojo maido
Akeh sing kondhang akeh sing misuwur
Cewek; Krakal baron lan kukup
Cewek; Iku kabeh papan wisoto dhik
Cewek; Sadeng opo wediombo
Cewek; Cekak’e ora bakal kuciwo
Cewek; Sinden mas ketoprak’e
Cewek; E e campursari gunung gunung kidul
Cewek; Thiwul mas gunung kidul
Cewek; Sing pasti ulen aku ora ngibul
=====  Reff   =====
===== Musik =====
Cewek;
Sing kondhang dik gaplek lan thiwul
Watu lintang opo watu dapur
Babagan seni ojo maido
Akeh sing kondhang akeh sing misuwur
Cewek; Krakal baron lan kukup
Cewek; Iku kabeh papan wisoto dhik
Cewek; Sadeng opo wediombo
Cewek; Cekak’e ora bakal kuciwo
----******----

 

Hasil gambar untuk tiwul gunungkidul



LAGU GUNDUL_GUNDUL PACUL
FILOSOPI GUNDUL_GUNDUL PACUL JAWA
Ternyata lagu gundul-gundul pacul mempunyai filosofi yang cukup mendalam, Lagu Gundul Gundul Pacul ini konon diciptakan tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.
‘Gundul’ adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan,kemuliaan seseorang. Rambut adalah
mahkota lambang keindahan kepala. jadi ‘gundul’ adalah kehormatan tanpa mahkota. ‘Pacul’ adalah cangkul (red, jawa) yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Jadi pacul adalah lambang kawula rendah, kebanyakan petani.
‘Gundul pacul’ artinya adalah bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul utk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya/orang banyak. Orang Jawa mengatakan pacul adalah ‘Papat Kang Ucul’ (empat  yag lepas).
Kemuliaan seseorang tergantung empat  hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya, dengan makna sebagai berikut:
1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat/masyarakat.
2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata adil.
Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya. ‘Gembelengan’ artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.  Jika seorang pemimpin  yang  sudah diamanahi oleh rakyat menyimpang dari empat prinsip yang sudah ada maka  pemimpin tersebut akan melakukan tindakan penyimpangan –  penyimpangan sebagai berikut:
1. GEMBELENGAN (congkak/sombong).
2. NYUNGGI-NYUNGGI WAKUL (menjunjung amanah rakyat/orang banyak).
3. GEMBELENGAN ( sombong hati).
4. WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh gak bisa dipertahankan).
5. SEGANE DADI SAK LATAR (berantakan sia sia, tidak bermanfaat bagi kesejahteraan orang banyak)
Ketika pemimpin sudah sombong dan menjalankan amanahnya dengan main-main dan dengan penyimpangan maka, yang terjadi amanah tersebut akan tidak bisa di pertahankan dan akan menyengsarakan masyarakat.
Cukup dalam makna dan penjabaran dari lagu ini, patut untuk kita jaga dan lestarikan ke anak cucu sebagai warisan budaya lagu jawa. Semoga mengingatkan dan menyadarkan diri kita sebagai pemimpin.
Dan ini sebagai bahan untuk memilih dan memilah calon wakil rakyat kita yang akan kita pilih pada tanggal 9 April 2014  nanti. Memilihlah wakil rakyat yang amanah, memperjuangkan aspirasi rakyat dan tidak hanya datang ketika akan ada pemilihan saja.

Kamis, 04 Juni 2015

Penemuan Manusia Purba di Indonesia

Manusia Purba (Prehistoric People) merupakan jenis manusia yang hidup berjuta tahun lalu yang belum mengenal tulisan. Memiliki alat pendukung untuk berburu / mencari makanan terbuat dari batu. Manusia purba diperkirakan hidup di bumi sekitar 4 tahun lalu.
Gambar Manusia Purba
Terungkapnya manusia purba ini berawal dari penemuan FOSIL dan ARTEFAK :
1. FOSIL adalah tulang belulang manusia maupun hewan dan tumbuhan yang telah membatu.
2.ARTEFAK adalah peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari kebudayaannya.
Sehingga dari fosil dan artefak ini para peneliti atau ahli arkeolog dapat mengetahui usia dan peradaban di alam kehidupanya pada masa lampau.

Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia antara lain :


1. Meganthropus Paleojavanicus

Disebut juga sebagai Manusia Raksasa Jawa, ditemukan oleh seorang peneliti dari belanda bernama Von Koniegswald di Sangiran, Lembah Bengawan Solo antara  Tahun 1936 - 1941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen bawah, diperkirakan dia memiliki badan tegap dan rahang besar dan kuat. Manusia jenis ini diperkirakan hidup pada Zaman Batu Tua (Paleolithikum) sekitar  1 juta sampai dengan 2 juta tahun lalu.

Gambar Manusia Purba Meganthropus Paleojavanicus

2. Pithecanthropus
Manusia purba jenis ini merupakan manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Manusia ini juga disebut Manusia Kera yang Berjalan Tegak. Memiliki umur yang bervariasi diperkirakan hidup antara 30.000 sampai dengan 2 juta tahun lalu. Manusia purba jenis ini mempunyai ciri-ciri badan tegap tapi tidak setegap meganthropus, muka menonjol ke depan dahi miring kebelakang, bentuk kepala lonjong seperti berkonde dan hidungnya besar.

Ada beberapa spesies manusia purba jenis ini yang ditemukan di Indonesia, antara lain :

a. Pithecanthropus Erectus
Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada Tahun 1891 di Trinil Jawa Tengah. Berasal dari lapisan Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Femur atau tulang pahanya, bentuk  dan  ukurannya jelas  seperti milik  manusia dan  menunjukkan bahwa mahluk itu berjalan diatas kedua kakinya. Volume otaknya mencapai 900cc sedangkan kera hanya 600cc.

Gambar Manusia Purba Pithecanthropus Erectus

b. Pithecanthropus Mojokertensis
Ditemukan oleh Von Koeningswald pada Tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak.

Gambar Manusia Purba Pithecanthropus Mojokertensis

c. Pithecanthropus Robotus
Ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada Tahun 1939 di Trinil, Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis.

Gambar Manusia Purba Pithecanthropus Robotus

d. Pithecanthropus Soloensis
Ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran.berupa tengkorak dan tulang kering. Tahun 1931-1933.

Gambar Manusia Purba Pithecanthropus Soloensis

3. Homo
Manusia purba jenis merupakan jenis manusia purba yang berumur paling muda, diperkirakan hidup pada jaman 15.000-40.000 SM. Volume otaknya yang sudah menyerupai manusia modern dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus).

Beberapa manusia purba jenis homo yang ditemukan di Indonesia, antara lain :

a. Homo Soloensis
ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934 disekitar sungai Bengawan Solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak. Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh manusia purba jenis ini antara lain, volume otak antara 1000 – 1300 cc; tinggi badan antara 130 – 210 cm; muka tidak menonjol ke depan; serta berjalan tegap secara bipedal (dua kaki). Homo soloensis diperkirakan pernah hidup antara 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
Gambar Manusia Purba Homo Soloensis

b. Homo Wajakensis
 yang ditemukan oleh Van Rèestchoten pada Tahun 1990 di Desa Wajak, Tulungagung yang kemudian di teliti oleh Eugene Dubois. Hidup antara 40.000 –  25.000 tahun yang  lalu,  pada lapisan Pleistosen Atas. Tengkoraknya mempunyai banyak persamaan dengan orang Aborigin penduduk asli Australia. Yaitu : memiliki muka lebar dan datar; hidungnya lebar dan bagian mulutnya menonjol; tulang tengkorak sudah membulat; serta memiliki tonjolan yang agak mencolok di dahi
Gambar Manusia Purba Homo Wajakensis

c. Homo Floresiensis
dibanding jenis lainnya, homo ini memiliki keistimewaan karena tubuhnya yang kerdil. Ditemukan oleh seorang pastur bernama Verhoeven pada tahun 1958 di goa Liang Bua Manggarai, Flores, dan baru di umumkan sebagai temuan yang menghebohkan pada tahun 2004. Diperkirakan hidup sekitar 30.000 –18.000 tahun yang lalu, telah mampu membuat peralatan dari batu, pemburu handal dan memasak dengan api, tetapi ukuran tangannya masih panjang. Manusia kerdil ini memiliki tinggi tubuh sekitar 1m, dan ukuran tengkorak seperti anak kecil. Dari cerita  rakyat  setempat, masyarakat Flores menyebut manusia kerdil ini  dengan nama Ebu Gogo.