Thiwul Gunung Kidul
lirik lagi thiwul gunungkidul versi mantos
Manthous
- Thiwul Gunung Kidul
Dipopulerkan
oleh Manthous + Lilis Diana
Teks
Lagu Campursari Thiwul Gunung Kidul – Manthous
Thiwul
Gunung Kidul – Manthous Lirik Lagu Campursari
Cewek;
Tak
pikir kowe wis lali mas
Karo
aku cah gunung kidul
Iling
iling panggonane dhuwur
Tlalah
ngayogja sak wetan bantul
Cowok;
Sing
kondhang dik gaplek lan thiwul
Watu
lintang opo watu dapur
Babagan
seni ojo maido
Akeh
sing kondhang akeh sing misuwur
Cewek; Krakal
baron lan kukup
Cewek; Iku kabeh
papan wisoto dhik
Cewek; Sadeng opo wediombo
Lk:
Cekak’e ora bakal kuciwo
Cewek; Sinden mas
ketoprak’e
Cewek; E e campursari
gunung gunung kidul
Cewek; Thiwul mas
gunung kidul
Cewek; Sing pasti
ulen aku ora ngibul
===== Reff
=====
===== Musik =====
Cewek;
Sing
kondhang dik gaplek lan thiwul
Watu
lintang opo watu dapur
Babagan
seni ojo maido
Akeh
sing kondhang akeh sing misuwur
Cewek; Krakal
baron lan kukup
Cewek; Iku kabeh
papan wisoto dhik
Cewek; Sadeng opo
wediombo
Cewek; Cekak’e
ora bakal kuciwo
Cewek; Sinden mas
ketoprak’e
Cewek; E e campursari
gunung gunung kidul
Cewek; Thiwul mas
gunung kidul
Cewek; Sing pasti
ulen aku ora ngibul
===== Reff
=====
===== Musik =====
Cewek;
Sing
kondhang dik gaplek lan thiwul
Watu
lintang opo watu dapur
Babagan
seni ojo maido
Akeh
sing kondhang akeh sing misuwur
Cewek; Krakal
baron lan kukup
Cewek; Iku kabeh
papan wisoto dhik
Cewek; Sadeng opo
wediombo
Cewek; Cekak’e ora
bakal kuciwo
----******----
LAGU GUNDUL_GUNDUL PACUL
FILOSOPI GUNDUL_GUNDUL PACUL JAWA
Ternyata lagu gundul-gundul pacul mempunyai filosofi yang cukup mendalam, Lagu Gundul Gundul Pacul ini konon diciptakan tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.
‘Gundul’ adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan,kemuliaan seseorang. Rambut adalah
mahkota lambang keindahan kepala. jadi ‘gundul’ adalah kehormatan tanpa mahkota. ‘Pacul’ adalah cangkul (red, jawa) yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Jadi pacul adalah lambang kawula rendah, kebanyakan petani.
mahkota lambang keindahan kepala. jadi ‘gundul’ adalah kehormatan tanpa mahkota. ‘Pacul’ adalah cangkul (red, jawa) yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Jadi pacul adalah lambang kawula rendah, kebanyakan petani.
‘Gundul pacul’ artinya adalah bahwa
seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia
adalah pembawa pacul utk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi
rakyatnya/orang banyak. Orang Jawa mengatakan pacul adalah ‘Papat Kang
Ucul’ (empat yag lepas).
Kemuliaan seseorang tergantung empat
hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya,
dengan makna sebagai berikut:
1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat/masyarakat.
2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata adil.
2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata adil.
Jika empat hal itu lepas, maka
lepaslah kehormatannya. ‘Gembelengan’ artinya besar kepala, sombong dan
bermain-main dalam menggunakan kehormatannya. Jika seorang pemimpin
yang sudah diamanahi oleh rakyat menyimpang dari empat prinsip yang
sudah ada maka pemimpin tersebut akan melakukan tindakan penyimpangan –
penyimpangan sebagai berikut:
1. GEMBELENGAN (congkak/sombong).
2. NYUNGGI-NYUNGGI WAKUL (menjunjung amanah rakyat/orang banyak).
3. GEMBELENGAN ( sombong hati).
4. WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh gak bisa dipertahankan).
5. SEGANE DADI SAK LATAR (berantakan sia sia, tidak bermanfaat bagi kesejahteraan orang banyak)
2. NYUNGGI-NYUNGGI WAKUL (menjunjung amanah rakyat/orang banyak).
3. GEMBELENGAN ( sombong hati).
4. WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh gak bisa dipertahankan).
5. SEGANE DADI SAK LATAR (berantakan sia sia, tidak bermanfaat bagi kesejahteraan orang banyak)
Ketika pemimpin sudah sombong dan
menjalankan amanahnya dengan main-main dan dengan penyimpangan maka,
yang terjadi amanah tersebut akan tidak bisa di pertahankan dan akan
menyengsarakan masyarakat.
Cukup dalam makna dan penjabaran dari
lagu ini, patut untuk kita jaga dan lestarikan ke anak cucu sebagai
warisan budaya lagu jawa. Semoga mengingatkan dan menyadarkan diri kita
sebagai pemimpin.
Dan ini sebagai bahan untuk memilih dan
memilah calon wakil rakyat kita yang akan kita pilih pada tanggal 9
April 2014 nanti. Memilihlah wakil rakyat yang amanah, memperjuangkan
aspirasi rakyat dan tidak hanya datang ketika akan ada pemilihan saja.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar