Kamis, 11 Juni 2015

Thiwul Gunung Kidul
lirik lagi thiwul gunungkidul versi mantos
Manthous - Thiwul Gunung Kidul
Dipopulerkan oleh  Manthous + Lilis Diana
Teks Lagu Campursari Thiwul Gunung Kidul – Manthous
Thiwul Gunung Kidul – Manthous Lirik Lagu Campursari
Cewek;
Tak pikir kowe wis lali mas
Karo aku cah gunung kidul
Iling iling panggonane dhuwur
Tlalah ngayogja sak wetan bantul
Cowok;
Sing kondhang dik gaplek lan thiwul
Watu lintang opo watu dapur
Babagan seni ojo maido
Akeh sing kondhang akeh sing misuwur
Cewek; Krakal baron lan kukup
Cewek; Iku kabeh papan wisoto dhik
Cewek;  Sadeng opo wediombo
Lk: Cekak’e ora bakal kuciwo
Cewek; Sinden mas ketoprak’e
Cewek; E e campursari gunung gunung kidul
Cewek; Thiwul mas gunung kidul
Cewek; Sing pasti ulen aku ora ngibul
=====  Reff   =====
===== Musik =====
Cewek;
Sing kondhang dik gaplek lan thiwul
Watu lintang opo watu dapur
Babagan seni ojo maido
Akeh sing kondhang akeh sing misuwur
Cewek; Krakal baron lan kukup
Cewek; Iku kabeh papan wisoto dhik
Cewek; Sadeng opo wediombo
Cewek; Cekak’e ora bakal kuciwo
Cewek; Sinden mas ketoprak’e
Cewek; E e campursari gunung gunung kidul
Cewek; Thiwul mas gunung kidul
Cewek; Sing pasti ulen aku ora ngibul
=====  Reff   =====
===== Musik =====
Cewek;
Sing kondhang dik gaplek lan thiwul
Watu lintang opo watu dapur
Babagan seni ojo maido
Akeh sing kondhang akeh sing misuwur
Cewek; Krakal baron lan kukup
Cewek; Iku kabeh papan wisoto dhik
Cewek; Sadeng opo wediombo
Cewek; Cekak’e ora bakal kuciwo
----******----

 

Hasil gambar untuk tiwul gunungkidul



LAGU GUNDUL_GUNDUL PACUL
FILOSOPI GUNDUL_GUNDUL PACUL JAWA
Ternyata lagu gundul-gundul pacul mempunyai filosofi yang cukup mendalam, Lagu Gundul Gundul Pacul ini konon diciptakan tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.
‘Gundul’ adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan,kemuliaan seseorang. Rambut adalah
mahkota lambang keindahan kepala. jadi ‘gundul’ adalah kehormatan tanpa mahkota. ‘Pacul’ adalah cangkul (red, jawa) yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Jadi pacul adalah lambang kawula rendah, kebanyakan petani.
‘Gundul pacul’ artinya adalah bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul utk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya/orang banyak. Orang Jawa mengatakan pacul adalah ‘Papat Kang Ucul’ (empat  yag lepas).
Kemuliaan seseorang tergantung empat  hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya, dengan makna sebagai berikut:
1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat/masyarakat.
2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata adil.
Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya. ‘Gembelengan’ artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.  Jika seorang pemimpin  yang  sudah diamanahi oleh rakyat menyimpang dari empat prinsip yang sudah ada maka  pemimpin tersebut akan melakukan tindakan penyimpangan –  penyimpangan sebagai berikut:
1. GEMBELENGAN (congkak/sombong).
2. NYUNGGI-NYUNGGI WAKUL (menjunjung amanah rakyat/orang banyak).
3. GEMBELENGAN ( sombong hati).
4. WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh gak bisa dipertahankan).
5. SEGANE DADI SAK LATAR (berantakan sia sia, tidak bermanfaat bagi kesejahteraan orang banyak)
Ketika pemimpin sudah sombong dan menjalankan amanahnya dengan main-main dan dengan penyimpangan maka, yang terjadi amanah tersebut akan tidak bisa di pertahankan dan akan menyengsarakan masyarakat.
Cukup dalam makna dan penjabaran dari lagu ini, patut untuk kita jaga dan lestarikan ke anak cucu sebagai warisan budaya lagu jawa. Semoga mengingatkan dan menyadarkan diri kita sebagai pemimpin.
Dan ini sebagai bahan untuk memilih dan memilah calon wakil rakyat kita yang akan kita pilih pada tanggal 9 April 2014  nanti. Memilihlah wakil rakyat yang amanah, memperjuangkan aspirasi rakyat dan tidak hanya datang ketika akan ada pemilihan saja.

Kamis, 04 Juni 2015

Penemuan Manusia Purba di Indonesia

Manusia Purba (Prehistoric People) merupakan jenis manusia yang hidup berjuta tahun lalu yang belum mengenal tulisan. Memiliki alat pendukung untuk berburu / mencari makanan terbuat dari batu. Manusia purba diperkirakan hidup di bumi sekitar 4 tahun lalu.
Gambar Manusia Purba
Terungkapnya manusia purba ini berawal dari penemuan FOSIL dan ARTEFAK :
1. FOSIL adalah tulang belulang manusia maupun hewan dan tumbuhan yang telah membatu.
2.ARTEFAK adalah peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari kebudayaannya.
Sehingga dari fosil dan artefak ini para peneliti atau ahli arkeolog dapat mengetahui usia dan peradaban di alam kehidupanya pada masa lampau.

Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia antara lain :


1. Meganthropus Paleojavanicus

Disebut juga sebagai Manusia Raksasa Jawa, ditemukan oleh seorang peneliti dari belanda bernama Von Koniegswald di Sangiran, Lembah Bengawan Solo antara  Tahun 1936 - 1941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen bawah, diperkirakan dia memiliki badan tegap dan rahang besar dan kuat. Manusia jenis ini diperkirakan hidup pada Zaman Batu Tua (Paleolithikum) sekitar  1 juta sampai dengan 2 juta tahun lalu.

Gambar Manusia Purba Meganthropus Paleojavanicus

2. Pithecanthropus
Manusia purba jenis ini merupakan manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Manusia ini juga disebut Manusia Kera yang Berjalan Tegak. Memiliki umur yang bervariasi diperkirakan hidup antara 30.000 sampai dengan 2 juta tahun lalu. Manusia purba jenis ini mempunyai ciri-ciri badan tegap tapi tidak setegap meganthropus, muka menonjol ke depan dahi miring kebelakang, bentuk kepala lonjong seperti berkonde dan hidungnya besar.

Ada beberapa spesies manusia purba jenis ini yang ditemukan di Indonesia, antara lain :

a. Pithecanthropus Erectus
Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada Tahun 1891 di Trinil Jawa Tengah. Berasal dari lapisan Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Femur atau tulang pahanya, bentuk  dan  ukurannya jelas  seperti milik  manusia dan  menunjukkan bahwa mahluk itu berjalan diatas kedua kakinya. Volume otaknya mencapai 900cc sedangkan kera hanya 600cc.

Gambar Manusia Purba Pithecanthropus Erectus

b. Pithecanthropus Mojokertensis
Ditemukan oleh Von Koeningswald pada Tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak.

Gambar Manusia Purba Pithecanthropus Mojokertensis

c. Pithecanthropus Robotus
Ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada Tahun 1939 di Trinil, Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis.

Gambar Manusia Purba Pithecanthropus Robotus

d. Pithecanthropus Soloensis
Ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran.berupa tengkorak dan tulang kering. Tahun 1931-1933.

Gambar Manusia Purba Pithecanthropus Soloensis

3. Homo
Manusia purba jenis merupakan jenis manusia purba yang berumur paling muda, diperkirakan hidup pada jaman 15.000-40.000 SM. Volume otaknya yang sudah menyerupai manusia modern dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus).

Beberapa manusia purba jenis homo yang ditemukan di Indonesia, antara lain :

a. Homo Soloensis
ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934 disekitar sungai Bengawan Solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak. Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh manusia purba jenis ini antara lain, volume otak antara 1000 – 1300 cc; tinggi badan antara 130 – 210 cm; muka tidak menonjol ke depan; serta berjalan tegap secara bipedal (dua kaki). Homo soloensis diperkirakan pernah hidup antara 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
Gambar Manusia Purba Homo Soloensis

b. Homo Wajakensis
 yang ditemukan oleh Van Rèestchoten pada Tahun 1990 di Desa Wajak, Tulungagung yang kemudian di teliti oleh Eugene Dubois. Hidup antara 40.000 –  25.000 tahun yang  lalu,  pada lapisan Pleistosen Atas. Tengkoraknya mempunyai banyak persamaan dengan orang Aborigin penduduk asli Australia. Yaitu : memiliki muka lebar dan datar; hidungnya lebar dan bagian mulutnya menonjol; tulang tengkorak sudah membulat; serta memiliki tonjolan yang agak mencolok di dahi
Gambar Manusia Purba Homo Wajakensis

c. Homo Floresiensis
dibanding jenis lainnya, homo ini memiliki keistimewaan karena tubuhnya yang kerdil. Ditemukan oleh seorang pastur bernama Verhoeven pada tahun 1958 di goa Liang Bua Manggarai, Flores, dan baru di umumkan sebagai temuan yang menghebohkan pada tahun 2004. Diperkirakan hidup sekitar 30.000 –18.000 tahun yang lalu, telah mampu membuat peralatan dari batu, pemburu handal dan memasak dengan api, tetapi ukuran tangannya masih panjang. Manusia kerdil ini memiliki tinggi tubuh sekitar 1m, dan ukuran tengkorak seperti anak kecil. Dari cerita  rakyat  setempat, masyarakat Flores menyebut manusia kerdil ini  dengan nama Ebu Gogo.